Senin, 09 September 2013

Kehidupan Manusia Prasejarah

Kehidupan Manusia Prasejarah


Masa kehidupan  manusia prasejarah terbagi kedalam dua masa, yaitu:
# Masa Pleistosen
Manusia prasejarah diperkirakan pertama kali muncul pada masa Pleistosen ini. Pada masa ini terjadi pencairan es (glasiasi) berkali kali. Masa Pleistosen berlangsung hingga 10.000 tahun yang lalu. Bentuk tubuh manusia saat itu juga selalu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan alam yang terjadi. Meskipun kemampuan akal dan fisik masih terbatas, manusia prasejarah pada jaman ini harus mencari makan dengan mengandalkan kemampuan fisik dan peralatan yang masih sangat sederhana. Pada saat masa Pleistosen akhir atau disebut juga sebagai mas Holosen, banyak gletser mencair hingga permukaan laut naik. Masa Holosen dimulai sejak 10.000 tahun yang lalu hingg kini. Pada masa Holosen ini tingkat kemahiran manusia semakin berkembang. Manusia dapat dibedakan dari hewan karena memiliki akaldan berkembang secara bertahap sesuai dengan perkembangan pola pikirnya. Pada kehidupan manusia prasejarah pada masa ini mereka mulai tinggal di gua-gua, lalu mencari makan dengan cara berburu dan bercocok tanam
# Masa Holosen
Manusia prasejarah yang hidup di masa Holosen diperkirakan telah menggunakan alat abntu untuk mencari makan dan mempertahankan hidupnya dari serangan binatang buas. Alat-alat bantu ini masih sangat sederhana dan mungkin masih mendekati bentuk aslinya. 
Jenis alat-alat yang digunakan manusia prasejarah pada masa ini adalah:
* Batu gumpal-gumpal (kerakal atau serpihan bantu besar)
Ini digunakan untuk menumbuk makanan atau benda. Batuan tersebut dikenal dengan istilah core - tools
* Alat-alat bantu yang terdiri dari batu, kayu, tulang, atau tanduk
Alat-alat ini dibuat dengan cara dipukul-pulul untuk mendapatkan bentuk yang lebih baik. Ada sisi yang dibuat lebih tajam untuk mengiris binatang buruan. Alat ini digolongkan sebagai kapak walaupun bentuknya masih sangat sederhana.
* Alat-alat bantu yang terbuat dari gumpalan batu
Berbeda dengan core - tools, alat ini telah mempunyai bentuk yang lebih sempurna, lebih kecil, dan dipakai untuk pekerjaan yang lebih ringan, seperti: memotong daging dan membelah tulang.
Pasca masa PLeistosen dan masa Holosen, kehidupan manusia prasejarah masih memenuhi kebutuhan pangannya dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan, seperti umbi-umbian, kerang, dll.  Kehidupan manusia prasejarah ini diperkirakan muncul sekitar 6.000 tahun sebelum masehi. Susunan tugas pada masa kehidupan manusia prasejarah juga telah tertata sesuai dengan jenis kelamin. Kaum pria berburu, sedangkan kaum wanita mengumpulkan makanan. Begitu pula dalam kehidupan spiritual terutama dalam upacara pemujaan arwah nenek moyang. 

Sumber: http://kamus77.blogspot.com/2013/07/kehidupan-manusia-prasejarah.html
Artikel Berasal dari kamus77.blogspot.com
VIDEO

Video tentang situs pennggalan manusia prasejarah

Dalam video ini akan diperlihatkan tentang situs arkeologi gua pawon

Prasejarah

            prasejarah

Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup.
Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.
Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi,arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.
Periodisasi
Arkeologi
!Untuk detail lebih lanjut tentang topik ini, lihat Arkeologi.
Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak. Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman yaitu, zaman batu dan zaman logam.
Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:
Zaman Batu Tua
Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.
Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
1.     Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
2.     Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)
Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)
Zaman Batu Tengah
1. Ciri zaman Mesolithikum:
a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
c. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
d. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
e. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.
2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua--Melanosoid
Zaman Batu Muda
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
1.     Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
2.     Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
3.     Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
4.     Pakaian dari kulit kayu
5.     Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)
Zaman Batu Besar
Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka
Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:
Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
a. Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
b. Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c. Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
d. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a. Mata Kapak bertungkai kayu
b. Mata Pisau
c. Mata Sabit
d. Mata Pedang
e. Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.
Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.

Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia Dan Ciri-cirinya Home » Pengetahuan Sosial » Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia Dan Ciri-cirinya ku isi Blog - Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia Dan Ciri-cirinya - Tempat Penemuannya,  Para ahli membagi jenis manusia purba yang di temukan di Indonesia menjadi tiga. Pembagian tersebut berdasarkan hasil penemuan fosil manusia purba. Ketiga jenis manusia purba yang ada di Indonesia adalah Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo. Bagaimana ciri-ciri manusia purba meganthropus, Pithecanthropus, Dan manusia purba jenis homo tersebut? Gambar Ilustrasi Evolusi Manusia Purba 1. Meganthropus (Manusia Besar) Meganthropus berasal dari dua kata. Megas artinya besar atau raksasa dan anthropus artinya manusia. Jenis manusia purba Meganthropus ditemukan oleh Van Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Sangiran. Hasil penemuannya ini sering dikenal dengan nama Meganthropus Palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia ini memiliki rahang kuat dengan badan yang tegap. Mereka diperkirakan hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan, terutama tumbuh-tumbuhan. Meganthropus diperkirakan hidup sekitar dua sampai satu juta tahun yang lalu sejak penelitian. 2. Pithecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak) Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia - Pithecanthropus merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Hasil penemuan di Indonesia, antara lain Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, dan Pithecanthropus Soloensis. Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1891 di Trinil. Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Jetis dekat Mojokerto Jawa Timur oleh Von Koenigswald. Pithecanthropus Soloensis sementara itu ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth. Beberapa ciri manusia Pithecanthropus, antara lain sebagai berikut. Ciri Ciri Manusia Purba Pithecanthropus : Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal. Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol. Tinggi sekitar 165–180 cm. Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya). Memiliki rahang bawah yang kuat. Memiliki tulang pipi yang tebal. Tulang belakang menonjol dan tajam. Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat. 3. Homo Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia - Ada dua jenis fosil homo yang ditemukan di Indonesia, yaitu Homo Wajakensis dan Homo Soloensis. Manusi Purba Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak. Eugene Dubois menemukan fosil ini pada tahun 1889 di dekat Wajak, Tulungagung Jawa Timur. Homo Wajakensis diperkirakan menjadi nenek moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk asli Australia. Manusia Purba Homo Soloensis adalah manusia dari Solo ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun 1931–1934. Penemunya adalah Ter Haar dan Oppenorth. Kehidupan Homo Soloensis sudah lebih maju dengan berbagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman. Ciri-ciri Manusia Purba homo : muka lebar dengan hidung yang lebar; mulutnya menonjol; dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus; bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang; tingginya 130–210 cm; berat badan 30–150 kg; hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu. Homo Soloensis dan Homo Wajakensis kemudian mengalami perkembangan. Jenis homo ini diberi nama Homo Sapiens. Homo Sapiens lebih sempurna dilihat dari cara berpikir walaupun masih sangat sederhana. Homo Sapiens berarti manusia cerdas, diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah penelitian. Jenis inilah yang nantinya menjadi nenek moyang bangsa Indonesia - sekian Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia

Sumber: 
http://kamus77.blogspot.com/2013/07/jenis-jenis-manusia-purba-di-indonesia.html
Artikel Berasal dari kamus77.blogspot.com